ASIABOLABET adalah Agen Judi Online yang telah ditunjuk sebagai Super Master oleh penyelenggara casino dan sportsbook online dunia karena telah mendapatkan KEPERCAYAAN, NAMA BAIK,PELAYANAN YG BAGUS dan JARINGAN YANG KUAT. ASIABOLABET memfasilitasi dan memberi kemudahan terhadap Anda yang ingin membuat account di situs-situs taruhan bola dan casino online dunia. Pastikan Anda sudah menunjuk Super Master unggul dan terpercaya bersama ASIABOLABET!
Tuesday, 8 July 2014
PAPUA NUGINI, TRADISI KUNO AWETKAN MAYAT DENGAN ASAP SEBELUM DIMAKAMKAN
AGEN JUDI CASINO ONLINE - Sebuah suku di Papua Nugini memiliki tradisi kuno yang bisa dibilang mengerikan. Mereka mengasapi mayat terlebih dulu sebelum dimakamkan lalu ditaruh begitu saja di tebing yang curam.
Hal itu membuat orang-orang bisa menyaksikan deretan mayat dengan tubuh memerah yang tergantung di tebing. Meski seram namun sebenarnya tradisi ini merupakan bentuk penghormatan tertinggi yang dilakukan oleh suku Angga terhadap yang sudah mati. Suku Angga sudah melakukan praktik ini selama ratusan tahun di dataran tinggi Morobe.
Seperti dilansir asiabolabet.info, prosesnya sendiri dilakukan dengan cara yang cermat dan seksama oleh para pembalsem. Pertama-tama, lutut, siku dan kaki mayat digorok serta lemak di tubuh mayat dikeringkan. Setelah itu bambu yang dilubangi ditusukkan ke perut mayat untuk mengalirkan darah keluar.
Nantinya darah itu dioleskan ke rambut dan kulit dari kerabat almarhum. Suku Angga meyakini ritual ini akan memindahkan kekuatan yang meninggal pada kerabat yang masih hidup. Sedangkan sisa cairan yang keluar dari tubuh mayat disimpan sebagai minyak goreng.
Selanjutnya mata, mulut, dan anus mayat dijahit agar udara tidak masuk ke tubuh mayat sehingga tidak terjadi pembusukan. Sementara itu telapak kaki, lidah, dan telapak tangan mayat dipotong untuk disajikan kepada pasangan yang hidup. Lalu sisa lainnya dibuang ke lubang api untuk diasapi.
Setelah diasapi, tubuh mumi dilapisi lagi dengan tanah liat dan lempung merah kemudian dipajang di dinding tebing. Guna lempung itu sebagai kepompong alami yang dapat melindungi tubuh mayat dari kerusakan. Mumi yang ada di Morobe tercatat berusia 200 tahun dan ada yang berasal dari era Perang Dunia II.
Untungnya proses mumifikasi ini sudah tidak ditemukan lagi dengan melakukan penguburan secara agama Kristen. Papua Nugini sendiri juga melarangnya pada 1975 setelah merdeka. Namun ada beberapa suku di desa-desa terpencil yang masih melakukan ritual ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment