AGEN JUDI BOLA ONLINE - Desa ini memiliki banyak cerita unik dan menarik yang patut untuk diketahui. Kelima desa ini memiliki kisah yang mungkin bisa bikin kita tertawa, bingung, atau bahkan merasa kagum.
Penasaran? Berikut adalah 5 Desa Paling Unik Di Dunia. Mari kita simak bersama!
Banzhushan punya julukan
cukup unik, yakni desa perjaka tua. Lho, kenapa? Hal ini dikarenakan
mayoritas pria di desa itu yang masih melajang sampai tua. Bahkan,
hampir tidak ada wanita yang tinggal di desa itu. Kalaupun ada, mereka
pasti sudah menikah atau masih berusia sangat belia.
Menurut penduduk
Banzhushan, kecilnya kesempatan mendapat jodoh diakibatkan kemiskinan
yang parah di desa itu. Wanita dari desa itu bahkan lebih memilih untuk
mencari jodoh di luar desa ketimbang menikahi pria Banzhushan. Dulu,
wanita-wanita dari desa lain masih mau menikah dengan pria di desa itu,
namun semua berubah sekarang.
Dijuluki desa kurcaci, 36 dari 80 warga desa ini bertubuh pendek atau kerdil. Nama desa ini adalah Yangsi. Terletak di barat daya Provinsi Sichuan, China, fenomena unik di desa ini berhasil membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade terakhir.
Betapa tidak, 40 persen
dari warga desa ini terlahir dengan ukuran kepala lebih kecil dibanding
rata-rata manusia normal. Orang kerdil tertinggi di desa ini memiliki
tubuh 116 cm dan yang terpendek 63 cm. Anehnya, fenomena ini terjadi
secara acak. Sejauh ini, belum ada orang yang mampu memberikan
penjelasan ilmiah yang baik tentang fenomena tersebut.
Seperti dilansir
Telegraph.co.uk, warga desa yang bertubuh kerdil umumnya berhenti tumbuh
antara usia 5-7 tahun. Fenomena aneh itu pun kemudian mendorong para
ilmuwan untuk mempelajari air, tanah, dan biji-bijian di wilayah
tersebut. Namun, hingga kini mereka masih belum bisa menentukan penyebab
yang jelas untuk fenomena itu.
Menurut pejabat lokal di
sekitar desa itu, kondisi aneh yang dialami oleh warga Yangsi pertama
kali ditemukan pada tahun 1951. Sensus yang dilakukan pada tahun 1985
kemudian menemukan sekitar 119 kasus tubuh kerdil di desa itu. Ternyata,
penyakit terus diturunkan ke generasi berikutnya.
Fenomena itu membuat
para warga akhirnya percaya bahwa ada kekuatan jahat yang menguasai desa
mereka. Beberapa menyalahkan letak desa tersebut yang menurut ilmu feng
shui tidak baik untuk ditinggali.
Penduduk desa Zalipie di tenggara Polandia ternyata punya cara unik untuk menghias rumah mereka. Tradisi menghias rumah dengan gambar bunga beraneka warna ini ternyata telah dilakukan sejak berabad-abad lalu.
Para wanita dari desa Zalipie akan mengecat dinding, pintu, jendela, dan bahkan atap rumah
mereka dengan gambar bunga yang beraneka warna. Tak jelas kapan
tepatnya tradisi ini dimulai. Menurut cerita setempat, awalnya para
wanita di desa itu mencoba untuk menutupi bintik-bintik kecil di dinding
rumah mereka, tetapi kemudian tidak berhasil. Mereka pun lantas beralih
pada lukisan bunga warna-warni yang akan tampak indah jika digambar di
tembok rumah.
Seiring berjalannya waktu, pola bunga yang digambar pada rumah
penduduk desa Zalipie pun menjadi semakin rumit dan beragam.
Sebagaimana dilansir odditycentral, dahulu, para wanita di desa Zalipie
bahkan membuat kuas cat mereka sendiri dengan menggunakan ekor sapi.
Para wanita biasanya akan mengecat rumah mereka sekali setahun selama
ajang pesta Corpus Christi, ketika mereka tidak memiliki banyak
pekerjaan di ladang.
Untuk melestarikan
tradisi kuno tersebut, penduduk desa Zalipie kini mengadakan kompetisi
tahunan. Pelukis lokal, yang sebagian besar adalah wanita, akan bersaing
untuk menciptakan pola-pola bunga yang rumit di dinding rumah.
Desa ini pun kemudian
dikenal sebagai destinasi dengan nama terpanjang di Eropa dan salah
satunya di dunia. Agar lebih mudah dihafal, penduduk setempat biasa
menyingkatnya dengan sebutan Llanfairpwllgwyngyll atau Llanfair
Pwllgwyngyll.
Nama desa ini jika
dihitung berjumlah 58 huruf, namun dalam bahasa Welsh nama tempat ini
dianggap hanya terdiri dari 51 huruf, sebab "ch" dan "II" termasuk
digraf atau huruf tunggal. Kira-kira, nama sepanjang itu memiliki makna
apa? Nama desa ini berarti: Gereja Santa Maria (Llanfair) di dalam
(pwll) pohon hazel putih (gwyngyll) dekat (goger) pusaran air yang cepat
(y chwyrndrobwll) di gereja Santa Tysilio (llantysilio) di gua merah
([a] g ogo goch).
Sebagaimana dilansir
Wikipedia, pada sensus tahun 2001, penduduk desa
Llanfairpwllgwyngyllgogerychwyrndrobwllllantysiliogogogoch mencapai
3.040 jiwa, 76% di antaranya fasih berbahasa Welsh
Terletak di Provinsi Zhejiang, China Timur, desa kecil Zisiqiao menjadi rumah bagi ribuan spesies ular. Oleh karenanya, desa ini kerap dijuluki desa ular.
Ular merupakan unsur yang penting dalam pengobatan China, dan juga banyak digunakan untuk membuat sup dan wine. Ular dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh seseorang.
Sebagai desa ular nomor
satu di China, Zisiqiao menernak benih dan menjual lebih dari 3 juta
ular per tahun untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Di sini, terdapat
sekitar 160 keluarga peternak ular yang membudidayakan reptil melata
tersebut. Usaha beternak ular rupanya memberi pemasukan yang cukup
lumayan. Terbukti, setiap tahun terjadi kenaikan laba yang signifikan.
Beberapa peternakan ular yang sudah terkenal dapat meraup untung puluhan
ribu dolar dari bisnis menguntungkan ini.
Jelas, ini bukan
pekerjaan mudah yang dapat dilakukan siapa saja. Sebagian besar peternak
mengakui mereka telah digigit hewan melata itu beberapa kali, termasuk
oleh ular mematikan. Tetapi, risiko yang dihadapi tentu sepadan dengan
bayaran yang didapat.
Usaha beternak ular
awalnya dipelopori oleh Yang Hongchang. Pria 62 tahun yang dijuluki Raja
Ular dari desa Zisiqiao ini dulunya cuma seorang petani miskin biasa.
Empat puluh tahun yang lalu, ia masih bekerja sebagai petani miskin yang
bekerja sepanjang hari di ladang.
Pada suatu hari, Yang didiagnosis menderita penyakit spondilitis yang menyebabkan rasa nyeri luar biasa di bagian pinggangnya. Yang pun memutuskan untuk tetap bekerja meski rasa sakit itu terus mendera tubuhnya. Bahkan tak jarang, ia tidak bisa tidur karena merasakan nyeri di pinggangnya.
Seorang dokter menyarankan agar Yang minum ramuan obat
yang terbuat dari darah ular. Karena ia tidak mampu membeli ular di
pasar, Yang memutuskan untuk menangkap reptil melata itu sendiri di
pegunungan dekat desanya. Ajaibnya, ramuan ular tersebut berhasil
menyembuhkan penyakitnya.
Sebagaimana dilansir
Odditycentral, Yang mulai berpikir bahwa menangkap ular liar di alam
akan menempatkan spesies tersebut dalam kepunahan. Pada tahun 1985, ia
meminjam 10.000 yuan dan memulai menernak ular di halaman belakang
rumahnya.
Percobaan pertamanya
terbukti berhasil, lalu ia pun terus berusaha untuk mengembangkan
usahanya itu. Pada tahun 1987, ia berhasil menetaskan sekitar 30.000
telur ular dan menjual ular yang masih bayi seharga 80.000 yuan Rp 124 juta.
Harga itu tentu adalah
jumlah yang besar kala itu. Kabar kesuksesan bisnis Yang pun segera
menyebar ke seluruh desa Zisiqiao. Penduduk setempat rupanya
terinspirasi untuk berinvestasi dalam bisnis unik ini.
No comments:
Post a Comment